- Back to Home »
- Story Of Life »
- Proses Jauh Lebih Baik Dari Pada Hasil
Posted by : T. Deddy H (Sinyoe)
Sabtu, 31 Desember 2011
![]() |
It's better |
Saya rasa ceritanya cukup membumi dan
bukan tidak mungkin kisahnya terejawantahkan secara nyata dibanyak
daerah Indonesia. Saya yakin ada banyak putra daerah yang memiliki
sebuah permasalahan Dapunta, namun sayangnya tak banyak yang bisa
seperti Dapunta, yang mau bekerja keras ditengah keterbatasan dan mau
mencari dukungan orang sekitarnya sehingga akhirnya Dapunta bisa masuk
UI dan juara lari tingkat provinsi.
Sahabat sekalian, kadang-kadang kita
terlalu pasrah dalam sebuah keadaan, sehingga kita lebih memilih diam
dan tidak mengerjakan apa-apa untuk menembus keadaan tersebut. Kita
dibuat iri pada keberhasilan orang-orang yang sukses sehingga kadang
tertutur pada mulut kita: “kok bisa ya dia bisa begitu?” “Hebat
banget ya dia”. Kita berkata demikian seolah bahwa kita tidak akan
bisa menyamai orang-orang yang sukses tersebut karena keterbatasan yang
kita miliki saat ini.
Kadang-kadang kita lupa melihat sebuah
proses yang dijalani orang yang luar biasa. Kita terlalu terpukau pada
hasil yang dicapai seseorang tetapi lupa mencari jejak-jejak perjalanan
yang ditapaki oleh si orang luar biasa tersebut. Padahal kalau kita
telusuri rekam jejaknya, bisa jadi keadaan awal mereka itu kadang tidak
jauh beda dengan keadaan kita saat ini.
Dari banyak hal yang membedakan,
ternyata perbedaan utama kita dengan mereka adalah masalah kemauan.
Lengkapnya, masalah kemauan untuk menembus batas keterbatasan. Memang
tidak mudah untuk menembusnya, kita perlu pengorbanan dan kecerdasan.
Selain itu, endurance diri mereka juga harus ditempa sesering mungkin
karena kadang-kadang batas itu tidak mudah
Semua manusia sebenarnya diberikan
kesempatan yang sama untuk mencoba. Namun tidak semua mengambil
kesempatan tersebut, karena sebuah kosakata “takdir”. Manusia seringkali
beranggapan bahwa dia saat ini adalah takdirnya. Padahal takdir itu
tidak pernah mendahului usaha manusia. Makanya Tuhan berpesan dalam satu
ayatnya: Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sampai kaum itu
MAU untuk mengubah dirinya sendiri.
Sahabat sekalian, batas keadaan itu
ibarat ruangan yang gelap. Untuk keluar dari sana, kita perlu memaksa
diri untuk menggedor sebagian besar ruangan itu. Cari bagian lemahnya,
dobrak, lalu temukanlah celah cahaya disana. Sekali sedikit cahaya
masuk, maka semuanya akan jauh lebih mudah. Kita jadi tahu bagian mana
lagi yang harus kita dobrak untuk dapat menghancurkan ruangan gelap itu.
Dalam kehidupan praktis kita, sebenarnya
ada banyak cara buat kita untuk menembus celah keterbatasan. Bisa
dengan memperbanyak membaca buku biografi orang sukses, membangun
kebiasaan baik, dan senantiasa berada di lingkungan yang dapat membangun
semangat kita. Namun semua itu tidak akan mudah jika kita tidak pernah
memunculkan niat, kemauan, dan memaksa diri kita untuk melakukannya.
Percayalah, “pemaksaan” ini tidak akan
berlangsung lama. Pada hakikatnya, pemaksaan akan membentuk sebuah
karakter kuat dalam diri kita. Sebagai gambaran, pasti sahabat akan
merasa susah sekali untuk membiasakan diri bangun sebelum fajar tiba
pertama kalinya bukan? Sahabat perlu memaksa diri untuk membentuk
kebiasaan tersebut. Tapi lihatlah dalam waktu 5-10 kali pembiasaan, maka
kegiatan bangun sebelum fajar tiba tidaklah jadi masalah.
Kembali pada cerita Dapunta pada film
“Pengejar Angin”, kita bisa melihat Dapunta adalah sosok pemuda yang
memiliki jiwa pejuang tinggi. Dapunta tidak serta-merta cerdas tanpa
suatu alasan. Dia menghabiskan waktu untuk belajar hingga jam 3 pagi.
Dapunta juga tidak tiba-tiba menjadi pemenang kompetisi lari tanpa
sebuah sebab. Dia menghabiskan waktu sorenya untuk menyusuri hutan
sambil berlari. Maka wajarlah Dapunta sukses karena berkat kerja
kerasnya.
Lalu bagaimana dengan kita? Kita
sendirilah yang menentukan apakah kita ingin menjadi seseorang yang
menembus batas keterbatasan atau pasrah saja pada keadaan. Sekali lagi,
itu terserah kita. Mumpung masih muda, energi masih kuat dan otak masih
bisa berpikir panjang, tidak ada salahnya untuk mencoba mendobrak
keterbatasan kita masing-masing. Jangan sampai terlambat.
Posting Komentar