- Back to Home »
- Story Of Life »
- Anak Muda dan Keuangan
Posted by : T. Deddy H (Sinyoe)
Senin, 19 Desember 2011
![]() |
Anak Muda & Keuangan |
Memang bukan yang terpenting, tapi jangan berani-berani bilang uang dan kemampuan finansial itu tidak penting.
Kamu akan merasakan betapa pentingnya uang saat kamu ada di
situasi-situasi genting seperti membiayai biaya pengobatan di rumah
sakit, biaya pendidikan, menghidupi anak orang (baca:menikah), dll.
Terlebih lagi, jika kamu mapan dan makmur secara finansial, pilihan untuk berbuat baik kepada orang lain akan lebih banyak: membiayai sekolah orang yang membutuhkan, membayar zakat, dll.
Uang itu penting.
2. Berfikir besar
Miliki target finansial yang besar. FYI, nilai uang itu terus jatuh.
Tahun 2000, angkot cicaheum – ledeng itu hanya IDR 1,000. Sekarang lima
kali lipatnya. Tahun 2000 anak SD dikasih jajan IDR 1,000 sudah cukup.
Sekarang IDR 1,000 hanya cukup untuk bayar parkir motor di sekali di
mall.
Berfikir besar. Jangan kalah oleh situasi.
3. Hargai uang kecil
Uang besar itu tidak datang tiba-tiba. Hampir mustahil kamu
sekonyong-konyong punya penghasilan 1M sebulan, bisa-bisa kamu gelap
mata. Mulai dan hargai dulu dari yang kecil dan sederhana, kemudian naik secara bertahap. Dengan cara itu kamu tidak akan sombong dan paham bahwa punya penghasilan itu butuh usaha.
Tidak apa-apa sekarang kecil juga, asal usahakan untuk naik secara bertahap. Nanti juga terpikir caranya bagaimana.
4. Gaya hidup sederhana tapi jangan tanggung² untuk produktivitas
Gaya hidup mah sederhana saja.
Rekreasi dan sesuatu yang lux sesekali boleh, asal jangan berlebihan.
Tapi, jangan takut mengeluarkan uang untuk hal-hal yang bisa
meningkatkan produktifitas: pendidikan, tools, seminar, etc.
Perbanyak aset, kurangi liabilitas. Sesuatu yang menurut kamu
liabilitas, bisa jadi untuk orang lain aset. Setiap orang punya
kebutuhan berbeda-beda.
Ketahui kebutuhan kamu. Hidup sederhana, tingkatkan produktifitas.
5. Anak muda harus cepat mapan
Ibu saya selalu bilang, mumpung saya masih mahasiswa
saya harus cepat-cepat mapan. Kemampuan finansial itu tidak datang
dari sakali kiceup* tapi butuh proses.
Kalau saya mulai dari sekarang, harapannya saat pendidikan level
sarjana saya beres, kemampuan finansialnya minimal sudah cukup untuk
meng-cover hidup saya pribadi. Nilai tambah lain: kalau saya mahasiswa
dan situasi saya sedang sulit, mendapatkan support finansial tidak
malu-maluin amat lah. Beda halnya jika saya sudah sarjana dan situasinya
sedang sulit: masa sarjana minta duit melulu, kan gimana gitu atuh.
Malu sama gelar dan kesehatan fisik.
Anak muda harus cepat-cepat mapan. Jangan manja.
Posting Komentar