- Back to Home »
- All 'bout Fotografi »
- Tutorial Fotografi : Teknik Dasar Belajar Fotografi Pemula
Posted by : T. Deddy H (Sinyoe)
Jumat, 11 November 2011
![]() |
.:: I ❤ Photography ::. |
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar
dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya
berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang
dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus)
dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.
A. Fokus
A. Fokus
Focusing
ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar
ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang
semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila
objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak
kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak
(dalam meter atau feet) objek dengan lensa.
Suatu obyek foto
akan dapat terekam dengan baik apabila berada pada titik fokus lensa
atau
setidaknya masuk zona tajam (dept of field). Oleh karena kita
tidak
mungkin selalu menjaga jarak tertentu dengan obyek foto, maka pada lensa
terdapat fasilitas yang berfungsi sebagai pencari jarak antara kamera
(pemotret) dengan obyek.
Sistem focusing
pada lensa manual
mamilkiki 2 macam cara kerja, yaitu rotasi dan panel.ketika kita
menggerakkan
panel focusing (rotasi dan panel), maka lensa secara langsung akan
bergerak
sampai kita mendapatkan imaji tajam pada jendela bidik
Secara definisi,
memfokus adalah menyetel lensa agar menimbulkan imaji tajam pada foto
nanti.
Pada kamera LSR (Single Lense Reflect) atau kamera refleksi lensa
tunggal, apa yang tampak di jendela bidik sama dengan yang akan terjadi
di
fotonya. Jadi memfokus pada kamera SLR adalah menyetel titik fokus lensa sampai
menimbulkan imaji tajam pada jendela bidik.
Fotografi pada
dasarnya adalah memindahkan imaji yang ada di alam nyata pada gambar dua
dimensi dengan bantuan lensa. Di alam nyata mata manusia akan lengsungn
memfokus kepada suatu obyek yang dilihatnya, sedangkan lensa kamera
hanya akan
memfokus ke bagian-bagian tertentu yang diinginkan pemotret saja.
Lensa kamera mempunyai
keterbatasan dalam memfokus. Lensa hanya mampu memberikan imaji tajam
pada
suatu kedalaman tertentu saja. Lensa secara umum tidak bisa memfokus
pada semua
yang tampak pada jendela bidik. Secara teknis disebut bahwa lensa
mempunyai dept
of field.
Lensa sudut
lebar (Wide), tampaknya
mempunyai dept of field sangat
lebar, namun sesungguhnya tidak demikian. Seperti lensa lain, lensa
lebar
sebenarnya juga mempunyai titik fokus satu bidang saja, sementara satu
bidang
lainnya sekedar mempunyai acceptable sharpnes (ketajaman visual
yang
layak bagi manusia) dengan keterbatasan lensa itu, fokus yang “meleset”
akan
menghancurkan sebuah foto. Pemilihan bagian mana yang harus fokus dan
bagian
mana yang tidak sangat tergantung bagian mana yang akan
ditonjolkan dan bagian mana yang sekedar latar belakang.
Bayangkan, misalnya
anda berfoto di
depan Candi Borobudur, namun dalam fotonya yang terfokus adalah Candinya
sementara anda sendiri cuma berupa gambar samar-samar akibat out of
focus.
Seharusnya yang terfokus adalah anda, sementara candi borobudur adalah
sekedar
latar belakang yang harus tampak namun tidak perlu fokus.
Kegiatan
memfokus juga bisa untuk menghilangkan sama sekali latar belakang dengan
menggunakan bukaan diafragma sebesar mungkin (angka kecil dan dengan
lensa
sepanjang mungkin).
Adanya dept
of field pada lensa memang memudahkan kita saat memfokus. Namun kita
harus
camkan dengan baik-baik bahwa fokus yang tepat tetap hanya pada satu
bidang di
depan lensa saja, tidak perduli berapa panjang jarak fokus lensa anda.
Masalah
fokus yang sangat teliti akan sangat menonjol apabila foto kita nantinya
dicetak dalam ukuran besar.
Model
Pemfokusan
Kamera-kamera
yang beredar di Indonesia
mempunyai berbagai macam model dalam pemfokusan. Disini model pemfokusan
dapat
dikategaaaaorikan menjadi 4, yaitu :
1. Micro Prism (Prisma Mikro)
obyek akan terlihat fokus apabila pandangan kita sudah tidak terhalang lagi oleh butiran-butiran kecil.
obyek akan terlihat fokus apabila pandangan kita sudah tidak terhalang lagi oleh butiran-butiran kecil.
2. Split Image (Gambar Belah)
obyek akan terlihat fokus apabila garis obyek tidak terpotong saat melewati split image ini.
obyek akan terlihat fokus apabila garis obyek tidak terpotong saat melewati split image ini.
3. Ground Glass (Kaca Buram)
Obyek akan terlihat Fokus apabila obyek yang ditemukannya sudah jelas atau tidak kabur.
Obyek akan terlihat Fokus apabila obyek yang ditemukannya sudah jelas atau tidak kabur.
4. Double Image (Gambar
Rangkap)
Obyek akan terlihat fokus apabila obyek yang terlihat sudah menjadi satu atau tidak ada bayangan pada obyek yang telah ditentukan.
B. Eksposure
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).
C. Diafragma (Apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk. Angka-angka bukaan diafragma (f) adalah sebagai berikut :
Semakin
besar angka diafragma (=bukaan kecil) berarti semakin kecil cahaya yang
bisa
masuk, tetapi mamberikan ruang tajam yang besar. Sedangkan
semakin kecil angka
diafragma (=bukaan besar) berarti semakin besar cahaya yang bisa masuk,
tetapi
memberikan ruang tajam yang sempit. Bukaan
besar, berarti angka
bukaan diafragma kecil sedangkan b ukaan
kecil, berarti angka
bukaan diafragma besar.
Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik. "Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."
Hal ini bisa
dibuktikan dengan cara membuka tutup diafragma pada lensa. Bukaan
diafragma
(besar/kecil) sangat mempengaruhi bentuk gambar, terutama berkenaan
dengan
jarak zona ketajaman (dept of field) disekitar obyek yang
difokus.
Istilah bukaan diafragma penuh adalah bukaan dimana angka f adalah
paling
kecil.
Pengaruh
diafragma
1. Dept of Field (DOF)
o
Semakin besar
bukaan diafragma, maka semakin pendek dept
of field
o
Semakin kecil
bukaan diafragma, maka semakin panjang
dept of field
2. Kecepatan Rana (Shutter Speed)
o
Semakin besar
bukaan diafragma, maka semakin cepat
kecepatan rana
o
Semakin kecil
bukaan diafragma, maka semakin lambat
kecepatan rana
D. Kecepatan Rana (Shutter Speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"
Kecepatan rana (speed)
dan bukaan
(diafragma) merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam menentukan
pencahayaan (exposure)
sebuah obyek foto. Bukaan diafragma sangat menentukan seberapa besar
cahaya
masuk, sedangkan kecepatan rana pada kamera sangat menentukan berapa
lama
cahaya tersebut boleh masuk. Kecepatan rana diukur dengan detik dan
angka-angka
kecepatan rana tersebut adalah : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60,125, 500, 1000,
2000,
4000, 6000, dan kellipatannya yang pada klamera menunjukkan perbandingan
yaitu
:
1/1 detik, 1/2
detik, 1/4 detik, 1/8
detik, 1/15 detik dst.
Hubungan antara
kecepatan rana dan
seterusnya adalah berkebalikan, misalnya sewaktu memotret, pencahayaan
yang
dibutuhkan pada waktu kita memotret adalah f/16 dan 1/15 detik
(berpatokan pada
light meter yang ada di kamera), tetapi karena tidak membawa tripod,
maka
membutuhkan kecepatan rana yang lebih tinggi yaitu 1/125 detik agar
kamera
tidak goyang dengan menambah kecepatan rana menjadi 1/125 detik, maka
bukaan
diafragma harus bertambah besar menjadi f/5,6 (ingat ! bahwa bukaan
bertambah besar berarti angka-nya semakin kecil) agar cahaya yang
masuk
sama.
Perbandingan kedua hal tersebut
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Dalam pemotretan
seringkali kita mendapati gambar hasil pemotretan yang goyang/kabur,
padahal
kecepatan rana (speed) yang dipakai adalah 1/60 detik, tetapi
pada saat
memotret kita menggunakan lensa 500 mm yang cukup berat.
kecepatan rana =
1/panjang vokal lensa
Sehingga kalau kita
menggunakan lensa
dengan panjang v okal 200 mm, maka kecepatan rana ideal adalah 1/200
detik.
Kemampuan
merekam benda diam maupun benda bergerak ditentukan oleh kemampuan kita
mengolah kecepatan rana. Umumnya benda diam dapat kita rekam pada
kecepatan
rana berapapun, hanya saja kita harus berhati-hati apabila memotretnya
pada speed
sangat rendah, lebih dari satu detik misalnya, bisa biasa terjadi reciprocity
failure
pada film sehingga warna yang dihasilkan menyimpang.
E. Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.
F. RUANG TAJAM
Bukaan
Kalau kita sudah
menentukan kamera mana yang akan kita pakai, maka kemudian kita harus
mengetahui dan mengerti hal terpenting dalam fotografi yaitu
pencahayaan, sebab
fotografi sendiri adalah “The Language of Light”. Pencahayaan
pada
kamera ditentukan oleh dua hal yaitu bukaan dan kecepatan rana. Dengan
mengatur
bukaan diafragma dan kecepatan rana (cepat/lambat), kita bisa mengontrol
pencahayaan dan ruang tajam seperti apa yang diinginkan. Bukaan
diafragma yang
akan kita pakai akan menentukan ruang tajam “depth of field”.
Ruang
tajam adalah bagian yang tajam pada foto dari latar depan (fore
ground)
ke latar belakang (back ground). Dengan membuka atau menutup
bukaan
diafragma ruang tajam yang didapatkan akan berbeda-beda, anda tinggal
memilih
ruang tajam seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang
diinginkan.
Semakin tinggi
angka bukaan diafragma, maka semakin tinggi pula luas ruang tajamnya.
Jadi
kalau anda menginginkan ruang tajam yang sempit (hanya bagian tertentu
yang
tajam), maka pilihlah bukaan diafragma yang besar (f/1,4 misalnya).
Rentang Ketajaman
Pengertian tentang
ruang tajam akan membantu kita dalam mengontrol hasil pemotretan.
Sebagai
contoh pada lensa 50mm dengan bukaan diafragma f/16, apabiladifokuskan
pada
obyek berjarak 1 meter maka obyek yang berda antara 0,9m-1,2m dari lensa
akn
fokus.
Sementara apabila memakai lensa 24mm dengan titik fokus dan
bukaan
diafragma yang sama, maka obyek berjarak 0,5m sampai tak terhingga akan
fokus.
Selain itu anda juga harus memperhatikan jarak fokus minimum yang
dimiliki
lensa meski menggunakan lensa sudut lebar dengan bukaan terkecil (f/22,
misalnya). Apabila jarak minimum 0,5m, maka obyek lebih dekat dari 0,5m
akan
kabur.
Jarak Lensa
Posisi obyek
terhadap lensa (jauh-dekat) berpengaruh terhadap ruang tajam. Semakin
dekat
suatu obyek terhadap lensa, maka semakin sempit pula ruang tajamnya dan
semakin
jauh suatu obyek terhadap lensa, maka semakin luas pula ruang tajamnya.
Hal ini
umum untuk semua lensa (lensa normal, lensa sudut lebar maupun lensa
sempit).
Semoga tutorial ini bisa membantu anda dan menjawab semua
pertanyaan
anda mengenai teknik dasar fotografi.
Posting Komentar